Oleh : ZEDRI ARESTI (DPLK FOSI 2011)
Entah kepada siapa aku harus bercerita, hanya dengan tulisan ini kucoba membagi isi hati, gejolak pikiran, hati dan jiwa. Percampuran sedih, gembira, marah, rasa yang bercampur aduk jadi satu disini. Sungguh dalam hidup tak ada yang abadi kecuali perubahan. Kadang kita menjalani garis hidup yang lurus, linier, dan biasa-biasa saja. Namun, suatu saat kita dihadapkan dengan kejutan, jalan yang menikung, anjlok, dan jurang yang sama sekali diluar perhitungan kita.
Kebahagiaan adalah ketika bisa menghindari kesalahan, memegang janji hati, dan tidak melukai hati orang yang kita cintai, bahkan walaupun orang yang kita cintai itu tidak mengetahuinya. Pemimpin bukan penguasa tetapi pelayan, kekuasaan bukan berarti kemewahan tetapi amanah dan jabatan tidak lantas menjadi penghalang hubungan antar sesama melainkan jembatan kebaikan.
Ingat, sekarang saatnya mengukir masa depan. Kalau ingin jadi orang baik mulai dari sekarang, sekarang saya ingin menasihati diri saya sendiri,moga-moga berguna juga bagi orang lain. Harus mulai darimana Ya ALLah bantu saya mengurai benang kusut di otak ini. Sungguh Ya ALLAH saya merasakan suatu kehampaan spiritual karena jujur rasanya semakin jauh diri ini dariMu Ya Rabb. Ya ALLAh kuatkan saya ruhiyah dan jasadiyah menanggung amanah yang langit dan bumi pun menolaknya(Sungguahpun kawek nan digaluang ikan di lauik nan dihadang). Kepemimpinan tercermin dalam tindakan bukan kedudukan. Jika setiap orang berjanji melakukan sesuatu yang nekat hari ini, dunia ini menjadi lebih baik.
Sakali lai Yo ALLAH Jan Sampai Tungkek Nan Mambao Robah
Pening kepala liat kader, nyantai aja. Jalankan program semampu-mampunya, semaksimalnya jangan anadalkan orang lain, berdayakan semua potensi kader. sediakan hati yang selapAng-lapangnya , jangan sombong, jangan mabuk wibawa, dan jangan mudah tersinggung. dekatkan dirimu pada ALLAH, sesungguhnya pertolongan ALLAH amat dekat. Apa ukuran sukses seorang pemimpin...(jawablah)
Dunia seorang aktivis penuh dengan semangat pemberontakan, sikap-sikap altruis, solidaritas sosial nyaris tanpa imbalan atas apa yang dilakukan. Yang terpuji dari kewajiban bukanlah besar atau kecilnya, tetapi kesanggunpan membayarkannya . Tiap-tiap diri amat perlu membayar dan menunaikan kewajibannya. Tidak ada yang lepas diri dari kewajiban , pembayaran kewajiban yang paling tinggi dan paling mulia ialah yang dikerjakan atas perintah hati sendiri bukan lantaran mengikut perintah orang lain, bukan pula karena paksaan atau pujian. Tidak pula terhenti lantaran maki dan cela. Teguh membayar kewajiban itulah pokok segala keutamaan.
´´Wahai saudara-saudara sekalian, dakwah kami adalah dakwah Islam. Siapapun yang memahami Islam dengan benar , maka kami akan mengenalnya sebagaimana dia mengenal dirinya sendiri. Maka pahamilah Islam atau jika saudara sudah mengetahui hal itu sebutlah kami dengan sebutan apa pun yang saudara suka´´
(Dari berbagai comotan sana-sini dicampur dikit, sumbernya tak ingat lagi)
(Dari berbagai comotan sana-sini dicampur dikit, sumbernya tak ingat lagi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar