Forum Studi Islam Fosi Fkip Univ. Bengkulu Slideshow: UKM’s trip was created by TripAdvisor. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Sabtu, 09 April 2011

PENJELASAN ZIKIR AL MA`TSURAT (ZIKIR KE 6)

Ditulis oleh : Zedri Aresti* 
 

اَصْبَحْنَا وَاَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لاَشَرِيْكَ لَهُ لاَإِلَهَ إِلاَّهُوَ وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ. X3


“Kami berpagi hari dan berpagi hari pula kerajaan milik Allah. Segala puji bagi Allah, tiada sekutu bagi-Nya, tiada Tuhan melainkan Dia dan kepada-Nya tempat kembali”. (3x) 


اَمْسَيْنَا وَاَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لاَشَرِيْكَ لَهُ لاَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَإِلَيْهِ الْمَصِيْرُ.   X3


“Kami bersore hari dan berpagi hari pula kerajaan milik Allah. Segala puji bagi Allah, tiada sekutu bagi-Nya, tiada Tuhan melainkan Dia dan kepada-Nya tempat kembali”. (3x) 



Selasa, 05 April 2011

SEMANGAT MENYAMBUT PANGGILAN DAWAH



Oleh : Ust. Abdul Muiz
Bersemangat dalam menyambut panggilan da’wah menunjukkan adanya keseriusan (jiddiyah) karena keseriusan adalah salah satu ciri kader militan. Keimanan seseorang belum sempurna kecuali apabila mendengar panggilan Allah dan Rasul-Nya segera menyambut panggilan tersebut dengan senang hati dan penuh semangat, Al-Qur’an mengingatkan kita tentang hal itu

“Hai orang–orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”. (Al-Anfal :24 ).

Kader da’wah apabila mendengar panggilan da’wah ia sambut dengan kata-kata “sam’an wa tha’atan” (kami dengar dan kami taati) “labaik wa sa’daik” (kami siap melaksanakan perintah dengan senang nati). Para sahabat Rasul di saat menjelang perang Badar, ketika Rasul ingin mengetahui kesiapan mereka untuk perang menghadapi musyrikin Quraisy, mengingat tujuan awal mereka bukan untuk perang tetapi untuk menghadang kafilah dagang yang dipimpin oleh Abu Sufyan, namun kafilah itu berhasil meloloskan diri dari hadangan kaum muslimin, maka Rasul bermusyawarah dengan mereka tentang apa harus dilakukan.

SAATNYA KITA BERBENAH

Disusun dan ditambah oleh : Zedri Aresti (DPLK FOSI 2011)

Orang pandai dan beradab tidak akan tinggal diam di kampung halamannya, tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kamu akan dapatkan pengganti karib kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang (Imam Syafi’i)

Mari sejenak Kita bertanya


 MENDERITAKAH ENGKAU MENJADI IKHWAH
Oleh : Zedri Aresti (DPLK FOSI 2011)*

Siang itu kami duduk-duduk santai di pelataran masjid Firdaus bersama ikhwah yang lain. Pada  perbincangan santai itu ada suatu pertanyaan nyentrik yang kami gilirkan kepada semua ikhwah yang ada di masjid pada saat  itu. ~apo rasonyo jadi ikhwah ?~ kira-kira kalau teman dapat pertanyaan seperti ini gimana jawabannya. Bermacam-macam jawaban yang kami dapatkan saat itu ~biaso bae~  jawaban yang paling banyak. ~Nah cubo tengok kito dak boleh metean, dak boleh boncengan, dak boleh sms an malam-malam, dak boleh salaman ke tino~ Kami bernyanyi sebentar ~mengapa yang asyik-asyik itu dilarang dst (Rhoma Irama)~  akhirnya kami sampai pada suatu kata ~alangkah menderitanya jadi ikhwah~
Berikut ini penderitaan jadi ikhwah :
(salah satunya seringnya kita ditimpa gosip, maso anak FOSI cak itu) (artinya teman-teman kita tahu bahwa ada nilai kebenaran yang mereka pun mengakuinya dan membebankan pada kita untuk melaksanakannya karena mereka belum mampu lalu kita dikambinghitamkan dianggap munafik,Na`uzubillah,kita hanya mencoba memperbaiki diri, ada saatnya kita jatuh dan disaat itulah kita ditimpa tangga, maka berhati-hatilah dalam menjaga akhlak  Islami saudaraku)
(jenggotny ajo yang panjang itu atau jilbabnyo ajo yang lebar tu) (lebih baik dianggap sok alim daripada sok kafir, lebih baik dianggap sok suci daripada sok najis,,he he, tapi dibalik semua itu kita yakin semua ikhwah tidak seperti ini)
(maso pakai celana dasar terus, atau pakai batik terus,pakai pensil sekali-kali) (aduh ini memang agak susah,bahkan ada yang tergoda untuk memakai celana pensil yang kuncup ke bawah, termasuk saya dulunya,akhirnya ya emang gak nyaman, biarlah biduak lalu kiambang batauik,lebih enak kan pakai celana dasar, nyaman ringan,jadi tak usah malu pakai celana dasar,santai aja, celana celana kita, yang beli orangtua kita)
(Dan Masih Banyak Yang Lain Silahkan Ditambahkan)
Kasihan sekali melihat kader Forum Studi Islam atau biasa disingkat dengan sebutan FOSI. Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan apa yang dialami oleh kader-kader  FOSI berdasarkan cerita di atas. Ketika mereka dituduh melakukan perbuatan jelek yang belum tentu benar informasinya, informasi tersebut sudah beredar luas melalui perantara-perantara yang hebat. Sedangkan ketika mereka berbuat baik, sedikit sekali ataupun mungkin tidak ada para penyampai informasi yang mau menyebarkan informasi tersebut.Informasi tersebut tersebar dengan cepatnya. Bahkan, dalam hitungan menit, semua penyampai informasi sudah menyampaikan informasi tersebut dalam berbagai forum gosip, diskusi di kosan, di bawah pohon rindang, di warung makan yang intinya sama saja.
Tetapi, ketika kader FOSI melakukan perbuatan yang baik, sangat sedikit sekali informasi yang disampaikan oleh para penyampai informasi. Informasi tersebut hanya dikabarkan oleh kader-kader FOSI itu sendiri. Dari apa yang saya perhatikan, “Ini FOSI Man!”  lain, kalau kader yang melakukan keburukan itu nilainya dalam gosip mungkin very hot, tapi kalau orang biasa itu mah biasa udah basi.
Ada  sebuah firman Allah SWT dalam Al Qur’an yang berbunyi :
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (QS. An Nuur 11-12).
Entah apa yang ada dibenak para pemberi informasi. mereka tidak menggunakan etika dalam penyampaian informasi. Mereka lebih cenderung tidak adil terhadap pemberitaan  FOSI. Lantas apa dampaknya bagi masyarakat kampus?
Masyarakat kampus yang sudah terbiasa mendapatkan informasi yang jelek tentang FOSI, maka mereka akan terkejut serta bertanya-tanya apakah benar kader FOSI telah berbuat sedemikian.
Banyak orang yang bertanya-tanya dengan nada kasar tentang apa yang dilakukan oleh FOSI terhadap mahasiswa muslim lainnya, „apaan-apan mereka dakwah hanya untuk golongan mereka saja“ Memang, apa yang dilakukan oleh Kader FOSI belum bisa menggemparkan FKIP. Perlahan tapi pasti, para kader FOSI berbusaha memperbaiki kepribadian mereka dan kepribadian masyarakat kampus.
Buat anda yang merasa bahwa anda merupakan kader FOSI, janganlah bersedih hati karena Allah SWT selalu menyertai setiap langkah baik yang kalian lakukan. Yakinkanlah pada hati anda semua untuk terus menebar kebaikan bagi orang lain guna mewujudkan kampus Islami sesuai Visi Forum Studi Islam.
Kalian jangan bersedih atas perlakukan seperti ini. Yakinlah bahwa sangat mudah bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa untuk membuat masyarakat kampus  peduli terhadap perjuangan kalian dan ikut berpartisipasi dalam perjuangan kalian. Biarkan para penyampai informasi memberikan informasi yang jelek tentang kalian. Do’akan mereka agar mereka mendapat cahaya yang terang sehingga bisa bersama-sama bergerak bersama kita nantinya. Tetaplah ikhlas dalam menebar manfaat, terus BEKERJA UNTUK FOSI TERCINTA, FOSI TERCINTA KUJAGA DAN KUBELA.
Menderitakah antum jadi ikhwah? (silahkan jawab sendiri)
* dari diskusi dan saduran OSH 87