Forum Studi Islam Fosi Fkip Univ. Bengkulu Slideshow: UKM’s trip was created by TripAdvisor. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

Senin, 16 Mei 2011

KEMENANGAN ITU MASIH JAUH SAHABAT

Karya : Zedri Aresti
(catatan untuk SKF I FOSI 13 Mei 2011)

Kutulis semua ini dengan cinta untukmu sahabatku, bukan maksud menghakimi karena memang saya bukan qadhi saya hanyalah manusia biasa yang mencoba menyampaikan pesan kebenaran di tengah gelombang kekhilafan badan diri.
Kalau kata Alian Suhendra “mimpi” ya ini baru sebatas mimpi, kemampuan kita baru sebatas mimpi dalam artian sebatas inilah kemampuan kita, hanyamampu  menawarkan nilai-nilai. Perubahan diawali dari perubahan pola pikir, berawal dari cara pandang kita terhadap apa yang kita geluti saat ini. Bagi saya ini adalah dakwah sekalipun ada saudara yang menanyakan bernarkah ini dakwah, saya tegaskan bagi yang masih sangsi mari bergerak bersama. Karena pahit dan manisnya perjuangan ini tidaklah akan sahabat dapatkan dengan menjadi pengamat, kritikus ulung, pengomentar jenius, bukan pula sahabat dapatkan dari buku dan cerita orang tapi akan sahabat dapatkan dengan bekerja dan bekerja dan pahit getirnya perjuangan.


Dalam buku dari Gerakan ke Negara karya Anis matta, beliau mengajak kita merubah cara pandang kita terhadap dakwah ini karena memang perubahan itu berawal dari perubahan pola pikir, berawal dari perubahan cara pandang.

 “Kita masih bicara ideologi dan belum bicara sumberdaya. Kita masih bicara konspirasi asing, dan belum bicara sistem pertahanan da’wah. Kita masih bicara fiqhul ikhtilaf, dan belum bicara manajemen organisasi. Kita masih bicara sabar dalam mensiasati keterbatasan dana, dan belum bicara cara menciptakan kemelimpahan dana. Kita masih bicara apa yang kita inginkan, dan belum bicara sumberdaya yang diperlukan untuk mencapainya.”

“Selama pusat perhatian pikiran kita belum bergeser ke masalah penciptaan sumberdaya-sumberdaya, selama itu kita akan mengalami kemunduran dan keterpurukan. Ini hanya konsekuensi ketidakseimbangan antara beban dan daya pikul. Kita akan tampak tua dan lelah, berjalan tertatih-tatih memikul beban obsesi khilafah yang terasa semakin jauh.”

Sebenarnya masih banyak yang ditulis beliau yang berkaitan dengan merubah cara kita memikirkan dakwah. Mungkin yang berkaitan dengan kita adalah membangun sumber daya. Saya tegaskan FOSI adalah lembaga dakwah fakultas sebagai dapur sumber daya kader. Hanya dengan menuruti pembinaan yang dilakukan kaderisasilah akan tercipta sumberdaya yang konstruktif, tapi bila sahabat melakukAn pembinaan sendiri maka yang dihasilkan cenderung sumberdaya yang destruktif, sehebat apapun sahabat.

Terkait agenda silaturrahim kader FOSI jilid I pada tanggal 13 Mei 2011  merupakan ajang bagi kita untuk mengumpulkan semua kader di FKIP ini agar kita saling mengenal dan bersatu dalam dekapan ukhuwah (meminjam istilah salimafillah). Teruntukmu sahabat yang saat ini memegang amanah di luar FOSI atau non job sama sekali anda tetap terkena ta`limat ini. Alasan itu bisa dibuat sampai 1001. Terkadang kita hanya pintar mengkritik ini dan itu, seharusnya begini dan begitu, kita sangat kritis, bagus.. satu hal yang kita lupakan adalah kita lupa kritis terhadap diri kita sendiri. Kalau dibina saja tidak mau, kalau diundang untuk taujih saja tidak datang mau jadi apa kita.

Lalu terkait penghargaan kita terhadap waktu, maleset sekali, kita memang sudah terbiasa tidak menghargai waktu. Kalau semua kader berpikir “ ah nanti saja paling mulainya jam 08.30 bukan jam 08.00” kembali mengutip kata Alian Suhendra “ nak jadi apo kito ne”  selama kita tidak merubah cara pandang kita maka seperti inilah kita.

Bukan dengan maksud membanggakan seseorang tapi paling tidak kita bisa mengambil pelajaran. Seharusnya kita yang tinggalnya di sekitar UNIB ini malu (termasuk saya), manakah kiranya yang lebih jauh BETUNGAN daripada KANDANG LIMUN ini padahal agendanya di UNIB. Setahu saya tempat tinggal kader yang paling jauh itu adalah Betungan. Lihat saja di setiap acara kiranya siapa yang lebih duluan datang, kita atau Ketua Umum. Seharusnya ketika seseorang kita angkat sebagi Ketua Umum bukan berarti seseorang itu yang harus selalu berdiri di depan “ing ngrso song tulodo’ lalu kita hanya berdiri di belakang “tut wuri handayani”. Memang salah satu cara efektif membangun kesadaran adalah membudayakan rasa malu “ AKU MALU BILA TERLAMBAT” bukankah ALLAH juga bersumpah demi waktu.

Berulang kali pula Ust. Dani Hamdani, M.Pd  menyampaikan budayakanlah tepat waktu, jangan mentang-mentang ini kan organisasi kita, ini kan ikhwah lalu kita berbuat seenaknya. Suatu saat nanti kita akan dipermalukan karena kerja kita sendiri. Sebagai contoh sang ustadz ini pernah meninggalkan acara seminar di suatu kampus karena setelah setengah jam belum juga dimulai. Kira-kira kalau ini terjadi pada lembaga kita, mau ditaruh dimana marwah organisasi kita ini. Kalau kecek urang Padang “lah tacoreng arang di  kaniang, jo a ka dihapuih”. Mari kita mulai sedikit demi sedikit sahabat paling tidak dimulai dari acara yang paling kecil, SKF ini misalnya atau rapat rutin kita.

Satu kisah lagi dari  Ust. Dani Hamdani, M.Pd   yaitu ketika ia memimpin rapat kepala sekolah walaupun hanya empat orang yang datang ia mulai, dan ketika yang lain sampai rapat sudah selesai. Bagi kepala sekolah yang masih punya perasaan tentu sangat malu dan selanjutnya tidak mau terlambat lagi.

Dibalik semua itu sahabatku wajar saja kemenangan ini tak kunjung datang, karena memang ALLAH tahu kapsitas dan kapabilitas kita, kita belum siap memimpin umat ini. Jangankan untuk memimpin umat ini, memimpin oragnisasi ini ke arah-arah nilai luhur dan agung yang sebenarnya kita pun belum mampu. Kata Sayyid Quthb “ tak akan tegak khilafah ini, sebelum ia tegak dalam dadamu masing”  mari kita sama-sama membenahi diri dan organisasi kita.

Apresiasi yang tinggi kami sampaikan  dari DPLK untuk bidang kaderisai FOSI 2011, walaupn rata-rat a antum baru semester 2 kalau ada yang sudah semeter 4, 6, dan 8 atau semester berapapun kalau melenceng libas saja, kalau tak mau dibina , binasakan saja, tak usah dipangkas dicabut saja biar tak tumbuh lagi, tentu saja denagn cara elegan yan kaderisasi sangat memahami.

(TERUNTUK MATERI TAUJIH KEMAREN SANGAT MENGENA DAN MENYENTUH, BAGI KITA YANG BERMASALAH TENTU SANGAT BAGUS BILA MENDENGAR LANGSUNG, TUNGGU EDISI TAUJIHNYA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar